Last Wednesday Hanna messaged me and said she wanted to invite me to an event. I casually asked "Acara apa nih?" thinking it was gonna be Hijup store launching or fashion show or something.
And then she showed me a flyer titled 'Hijup Meet up Community with Nouman Ali Khan'. I was like..whaaatttt?? I really didn't expect that coming. I didn't even know he was gonna be in town. Padahal, ngaku-ngakunya sering dengerin podcast, baca artikel dan nonton Youtubenya, tapi ternyata nggak tau dia akan ke Jakarta :D. Terharu banget pas dapat undangannya, kaya mau nangis. Trus langsung berpikir, "oh ini toh yang orang-orang rasakan pas ketemu Liah Yoo di acara #jakartaxbeauty2018 weekend lalu". Alhamdulillah ya, weekend lalu membuat mimpi fansnya Liah Yoo jadi kenyataan, weekend ini mimpi gue sendiri dijadiin kenyataan!
So of course I wouldn't miss it for the world and went to THE MAJ yesterday with Oki and Jibran.
Yang dibahas kemaren adalah tentang hijrah. Pas banget ya secara hijrah itu lagi jadi topik yang hot banget di Indonesia. Kayanya semua orang lagi hijrah, sampai ada komunitasnya sendiri.
Emang sebenernya hijrah itu apa sih? Kalo zaman Nabi Muhammad dulu, hijrah = migrasi dari Mekah ke Madinah. Pindah kota karena di Mekah dulu mereka tertindas dan nggak bisa menjalankan agama Islam dengan baik.
Kalo #zamannow yang namanya hijrah bukan hijrah fisik lagi tapi spiritual hijrah, yang diambil esensi dan semangatnya aja. Menurut Ustad Nouman, spirit dari hijrah adalah menuju ke sesuatu yang lebih baik, progressing. Hijrah adalah sesuatu yang harusnya kita lakukan setiap hari. Setiap bangun tidur bersyukur karena masih punya kesempatan hidup, lalu jadikan itu turning point di mana kita memutuskan untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Hijrah is a commitment to change, for the better.
Kalo gue lihat sendiri dari sejarahnya hijrah juga banyak banget sih yang bisa diambil. It wasn't just about moving to a new place, but the most important thing is the action that he did in making the new place a much better place than when he first found it.
He built mosque, he built the infrastructure (water system, sewer system, etc), he planted date trees and he cleaned the whole city. He set up regulations for a more civilized community. He established good relationship with everyone regardless of religion. He helped create jobs, eradicate poverty and empowering the people. He showed people the true beauty of Islam.
Jadi kalau dilihat dari sejarahnya, hijrah itu maknanya luas banget. Jangan disempitkan dan dikecilkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan penampilan seperti yang banyak terjadi akhir-akhir ini. Setiap orang hijrah dengan caranya sendiri-sendiri. Ada yang tadinya korupsi jadi berhenti, yang tadinya kasar jadi lebih kalem cara bicaranya, yang tadinya gak pernah memberi jadi lebih dermawan, yang tadinya gak toleransi jadi lebih menghargai perbedaan, yang tadinya ignorance jadi haus dengan ilmu, dari sombong jadi rendah hati, dari malas jadi produktif.
Intinya, ada banyak cara untuk hijrah dan memang harusnya menjadi sesuatu yang kita lakukan setiap hari, sedikit demi sedikit, jadi bukan sesuatu yang harus dideklarasikan. Yang penting kita janji aja dulu ke diri sendiri untuk menjadi lebih baik, strive for progress...nanti juga lama-lama orang akan lihat bagaimana kita sudah bertransformasi menjadi lebih baik.
Salah satu hal yang gue pelajari juga dari sesi kemaren adalah, beragama itu sangat-sangat personal sifatnya. It's about our relationship with God and Al Quran, so what we need to do is to focus inward towards what's going on in our hearts. It's never about other people. Makanya pertanyaan seputar, "Bagaimana caranya untuk mengajak teman supaya sholat 5 waktu? Gimana supaya suami saya lebih religious? Gimana mengajak ibu untuk pakai jilbab?" nggak dijawab panjang lebar karena memang nggak ada caranya. Mungkin kita bisa mengajak "Sholat, yuk" sekali-sekali tapi kita nggak perlu nyeramahin panjang lebar, "She is your mom, what are you gonna do?! She is not gonna listen to you!" :D. Intinya menurut dia, jangan sampai keagamaan kita akhirnya malah menjauhkan kita dengan orang tua, keluarga dan teman-teman sendiri. Islam joins heart, not break them.
Yang bisa dilakukan adalah tetap merangkul mereka, tetap berbuat baik ke mereka dan memberi contoh dengan perilaku kita, bukan dengan kata-kata. "You think you give Islamic advice, but you know what, you actually don't". Berkali-kali Ustad Nouman bilang, "Leave people alone, don't comment about their journey, don't comment about the way they dress or if you think their hijab is long enough or not, don't judge people, period. It took you a while to get to where you are now, let people take their time, don't impose your own standard to other people, even to your husband". Yep, beragama itu sejatinya bikin kita jadi jauh lebih rendah hati.
Ustad Nouman juga bilang yang terjadi sekarang adalah orang-orang banyak yang nggak sabar, anak kecil udah dipakein jilbab padahal dulu waktu mereka kecil juga nggak pake jilbab. Kita sering ribut tentang penampilan dan hal-hal yang kasat mata seperti apakah orang tersebut baca Al-Quran atau enggak. Padahal katanya pakai jilbab itu hal yang paling gampang, baca Al-Quran juga hal yang gampang..yang paling penting adalah esensi Al-Quran sampai ke hati apa enggak? Because that is the most difficult part. And that is something that no one can see but the master up there.
Quoting Ustad Nouman, "At the end of the day, Allah doesn't about your beard, he only cares what's in your heart".